Adjat Sudradjat : Mesin Gol Berkepala Emas
Di
era 80-an Persib nyaris identik dengan Ajat Sudrajat.Maklum ia
merupakan mesin gol andalan Maung Bandung.Bukan hanya itu aksinya di
lapangan pun sangat menghibur.Menyundul
bola yang berada diantara dada dan pinggang sambil terbang di kotak
penalti lawan merupakan gaya khasnya, yang akan selalu diingat publik
sepakbola Indonesia.
Ajat
memang punya kelebihan dalam mengeksekusi bola dengan
kepalanya.Sundulannya begitu tajam menghujam ke gawang lawan. Padahal
untuk ukuran striker dengan tinggi 165 cm, ia terbilang kecil.
Tapi kelebihan yang ia miliki tidak datang begitu saja. Keahliannya menyundul bola diperolehnya lewat latihan keras setiap hari, di luar jadwal latihan rutin bersama rekan satu tim.
" Setiap hari saya punya target menyundul 100 bola.50 bola memanfaatkan
umpan dari kiri dan 50 bola dari kanan.Berkat latihan ini felling ball
saya makin terasah," ujar Ajat membuka rahasia kepiawannya menyundul
bola.
Anak ketiga dari tujuh bersaudara ini mulai tergila-gila main bola sejak usia tujuh tahun. Karena kegilaannya pada bola, Adjat terlambat menyelesaikan pendidikan SMA. Tapi di lapangan hijau, kebolehannya tak diragukan lagi.
Mulai serius berlatih Klub Propelat, Bandung pada 1977, selang tiga tahun Ajat terpilih
sebagai pemain terbaik dalam turnamen sepak bola KNPI Jawa Barat. Sejak
itu, nama nya dikenal sebagai pemain masa depan Persib.
Ajat termasuk dalam
gerbong pemain muda Persib yang disiapkan oleh pelatih asal Polandia
Marek Janota . ia seangkatan dengan Iwan Sunarya, Wawan Karnawan,Dede
Iskandar, Robby Darwis,Ade Mulyono ,Sukowiyono,Adeng Hudaya,Jafar Sidik
dan lain-lain yang disebut generasi emas Maung Bandung.
Pada debut perdana di kompetisi divisi utama 1983/1984 , Ajat dkk. tampil mengesankan.Mereka melaju sampai babak final ,tetapi gagal dalam drama adu penalti di tangan PSMS.Saat itu berkat penampilannya yang dinilai luar biasa Ajat dianugerahi gelar pemain terbaik.
Setahun
kemudian, mereka juga suskes melangkah sampai babak final.Tetapi
lagi-lagi ditaklukan PSMS lewat adu penalti.Namun meski Persib gagal ,ia
masih tersenyum karena menyabet gelar sebagai pencetak gol terbanyak.
Baru
pada 1986 Ajat untuk pertama kalinya bisa membawa Persib menjadi
kampiun kompetisi divisi utama. Kesuksesan yang sama diulanginya empat
tahun kemudian sekaligus menjadi gelar terakhirnya untuk Persib.
Meredup di Timnas
Kehebatan
Ajat bersama Persib memancing perhatian tim nasional. Pada 1982 ia
sepat dipanggil mengikiti seleksi PSSI Putih yang disiapkan ke Pra
Olimpiade.Namun saat itu kalah bersaing dengan pemain galatama yang
mendominasi timnas.
Setelah
sukses membawa Persib jadi juara kompetisi divisi utama 1986, ia masuk
skuad timnas yang berlaga di Sea Games 1987.Timnas yang ditangani Harry
Tjong itu merupakan gabungan pemain perserikatan dan galatama.
Sayangnya, Ajat yang tampil cemerlang bersama Persib seolah tidak berdaya ketika membela timnas.Top skor kompetisi perserikatan ini seolah mandul, ketajamannya sebagai bomber haus gol sama sekali tak terlihat.
Tanpa
bermaksud menyalahhan rekan-rekannya, Ajat mengakui dirinya tak bisa
tampil maksimal karena ia merasa ada perlakuan berbeda terhadap pemain
dari perserikatan seperti dirinya.
Akhiri Karir Bersama Bandung Raya
Setelah itu jadi juara pada 1990 Ajat dan beberapa pemain Persib seperti Sutiono
Lamso, Nyanyang, Yusuf Bachtiar, Robby Darwis, dan Dede Iskandar
dipinjam Krama Yudha Tiga Berlian yang akan bertanding di Piala Winner
Asia 1991.
"Tapi setelah selesai masa peminjaman oleh KTB selama empat bulan, saya tidak dipanggil oleh Persib,padahal tim sudah mulai latihan," kata Ajat.
Merasa
tidak dibutuhkan lagi oleh Persib, Ajat pun kemudian bergabung Bandung
Raya yang saat itu tampil di kompetisi Galatama.Hijrahnya bintang Pesib
ini ke Bandung Raya sempat menimbulkan polemik.Ia dinilai telah
berkhianat karena bergabung dengan klub galatama.
Saat
Ia gabung, Bandung Raya merupakan klub galatama papan bawah yang minim
penonton.Secara bertahap selanjutnya Bandung Raya merangkak naik dan
mulai menarik simpati penonton Bandung yang tadinya sangat fanatik ke
Persib.
Puncaknya
pada Liga Indoneia 1995/1996 Bandung Raya yang saat itu disponsori
Mastrans naik poium sebagai juara.Setahun kemudian mereka juga melaju ke
babak final, namun dikalahkan Persebaya.
Pada
1997, Ajat resmi mengundurkan diri sebagai pemain dalam usia 34
tahun.Setelah pensiun dari lapangan hijau, ia tidak berminat jadi
pelatih dan memilih fokus pada pekerjaannya di Bank Jabar.
Namun keinginan untuk menjadi pelatih muncul ketika ia mencoba
ikut kursus kepelatihan lisensi C pada 2010 di Bandung.Apalagi ia juga
mendapat dukungan dari teman-temannya sesama pemain Persib.
" Ternyata banyak hal baru yang saya dapatkan dari kursus kepelatihan.Sebagai pelatih baru saya masih
banyak kekurangan,karena itu saya banyak belajar dari teman-teman yang
sudah lebih dahulu menjadi pekatih seperti Deny Syamsudin dan Mustika
Hadi," ungkap Ajat.
Kiprah
perdana Ajat sebagai pelatih menjadi asisten sang mentor ,Deny
Syamsudin yang menangani tim Pra PON Jabar.Hasilnya, Jabar yang telah
dua kali PON gagal di babak kualifikasi berhasil lolos.
Awal karir kepelatihan Ajat berjalan lumayan mulus .Akhir bulan lalu ia dipercaya sebagai pelatih
kepala Persib U-17 . Berkat tangan dinginnya tim asuhannya sukses
menjadi juara Piala Suratin Zona Jabar.Kini Ajat menjadi aisten pelatih
klub LSI ,Pelita Bandung Raya(buk)
Ajat Sudrajat
Panggilan: Arab
Tempat Tanggal Lahir: Bandung,5-7-1962
Tinggi/Berat:165 Cm/65 Kg.
Posisi: Striker
No.Punggung:10
Pemain Favorit: Zico
Pelatih Favorit: Wiel Corver
Istri:Sri Wuryaningsih
Anak:Isyuliarni S., Arga Praditya S,Idan Yoga Pratama,Izmi Diaz Saputra
Karir : 1979: Persib Junior
1980-1990:Persib
1991-1997:Bandung Raya
Timnas: 1981-1987
Prestasi:
Divisi I Perserikatan 1983: Persib -Peringkat ke-3
Divisi Utama Perserikatan 1983/1984: Persib - Runner-up/Pemain Terbaik
Divisi Utama Perserikatan 1985: Persib - Runner-up/Top Skor
Divisi Utama Perserikatan 1986: Persib - Juara
Divisi Utama Perserikatan 1986/1987: Persib - Peringkat ke-3
Divisi Utama Perserikatan 1987/1988: Persib - Peringkat ke-3
Divisi Utama Perserikatan 1989/1990: Persib - Juara
Piala Sultan Hassanal Bolkiah 1986: Persib - Juara
Liga Indonesia 1995/96 Mastrans Bandung Raya - Juara
Liga Indonesia 1996/97 Bandung Raya - Runner-up
Komentar
Posting Komentar